Selasa, 04 Agustus 2015

[Fitur] Wawancara ONE OK ROCK tentang album baru "35xxxv" ~ Di sinilah kami berjuang mati-matian untuk keluar dari cangkang~


Berpartisipasi di Vans Warped Tour, merilis film dokumenter "FOOL COOL ROCK!", menggelar sold-out concert selama 2 hari di Yokohama Stadium serta tour Amerika, Amerika Latin dan Eropa; ONE OK ROCK kembali menjadi bahan perbincangan utama industri musik di tahun 2014. Mereka yang mempunyai fanbase sangat besar di seluruh penjuru dunia akhirnya berhasil merampungkan album baru bertajuk "35xxxv" setelah 2 tahun dari rilisan album sebelumnya. Album yang dikerjakan di Amerika dengan melanjutkan proses rekaman single "Mighty Long Fall" ini memasukkan lebih banyak alternative sound yang menakjubkan, menjadikannya karya yang diharapkan mampu memperkuat eksistensi mereka di luar Jepang. Pada kesempatan ini, kami berbincang dengan vokalis Taka mengenai cerita di balik pembuatan album dan kondisi terbaru band.

"Kami nggak terlalu mengejar kesempurnaan pada album sebelumnya 'JinseixBoku=' yang kemudian menjadikannya album dengan segala kekurangan. Nah, menurutku album '35xxxv' ini menjadi kebalikan dari album tersebut"

Kudengar proses rekaman "35xxxv" dikerjakan di Amerika. Proses pembuatannya sendiri dimulai sejak kapan?
Taka : Sejak Januari 2014. Kami mulai rekaman sebelum manggung di Vans Warped Tour, berhenti sekali untuk berpartisipasi di tur, ikutan tur lagi... begitulah kira-kira jadwalnya.

(Selama mengerjakan album ini) Rasanya beda ya, antara sebelum dan sesudah mengikuti Vans Warped Tour.
Taka : Iya. Awalnya aku merasa bahwa ini pertama kalinya kami bikin lagu tanpa menghirup udara Jepang, tapi setelah separuh jalan, bisa dibilang aku sudah mulai terbiasa dengan suasana di sana.

Apakah kalian sudah menyelesaikan cukup banyak lagu sebelum ikutan tour?
Taka : Termasuk lagu untuk single, kira-kira lima biji lah, yang sudah selesai direkam. Setelah itu kami tur, kemudian balik lagi ke proses produksi sambil cari produser. Ketika aku nggak sedang dalam proses pengerjaan album, aku bisa melihat karya kami secara objektif sehingga setelah tur, aku akan bisa memenuhi bagian-bagian yang kurang dari album saat kami kembali ke proses. Sembari menyeimbangkan bagian statis dan dinamis album ini, aku bisa sekalian ngerampungin lagu deh.

Beberapa tahun belakangan ini kan kalian aktif terus di luar Jepang, apakah pengalaman-pengalaman selama di luar negeri juga diproyeksikan ke dalam album ini?
Taka : Benar. Kami mulai keluar dari Jepang itu kira-kira tiga tahun lalu dimana akhirnya aku bisa melihat pemandangan di luar dan banyak juga hal yang kemudian kurasakan. Dari awal kami bikin band kan emang sudah ada keinginan untuk pergi ke Amerika, tapi ya kami harus mencapai hasil yang baik dulu di Jepang sebelum ke sana, sehingga aktivitas di Jepang pun menjadi yang utama. Di situlah kemudian hasil karya kami perlahan diterima masyarakat luar Jepang dan kamipun semakin ingin melebarkan sayap. Aku merasa bahwa kami sudah berusaha semaksimal mungkin dari apa yang kami peroleh selama beraktivitas di Jepang pada album "JinseixBoku=" yang kami rilis dua tahun lalu itu. Karena itulah pada album ini, aku ingin melebarkan visi dan menghadapi tantangan yang tak hanya di Jepang saja namun di berbagai belahan bumi lainnya.

Pemikiran itu membuat musik pada album ini tampak semakin jelas.
Taka : Karena proses rekamannya dikerjakan semua di Amerika dimana kami sama sekali nggak memasukkan esensi musik Jepang ke dalamnya, tentu saja kami menekankan pada apa yang sudah kami alami. Misalnya ketika kami bertemu banyak band di Vans Warped Tour, rasanya beda banget sama pas ketemu banyak band di Jepang. Di sana juga banyak fans yang bersemangat, dan saat melihat scene semacam itulah aku pingin banget berada di dunia musik yang seperti ini.

Ada nggak sih, lagu yang secara khusus menggambarkan perasaan tersebut?
Taka : Buat aku sih, "Decision" adalah lagu yang menggambarkan perubahan yang terjadi pada musiknya ONE OK ROCK. Sebenernya pas pertama kali bikin nih lagu, aku nggak ngebayangin jadinya bakal seperti ini dan menurutku lagu ini sangat passionate. Saat kami berbincang dengan produser selama proses rekaman, pendapat dan asumsinya terhadap lagu ini agak beda dengan lagu lainnya. Hasilnya musik di lagu ini menjadi sangat membumi/kalem, dan perasaan kami sedikit berubah setelah merampungkan "Decision".

Itu dari segi musiknya ya?
Taka : Ya dari musiknya, programming dan temponya juga... Walaupun (dalam album ini) ada beberapa lagu yang style musiknya beda dari yang pernah kami lakuin sebelumnya, tapi yang utama ya pakai style kami sendiri. Kami melanjutkan langkah ke tahap selanjutnya dengan penambahan style musik baru itu.

Sejak kapan sih, rencana pembuatan album ini ada?
Taka : Sebenarnya untuk bikin rencananya aja udah makan waktu lama. Dari apa yang ingin kami lakukan di album berikutnya, harapan-harapan apa yang ingin kami capai sampai siapa aja produser yang kami butuhkan sampai-sampai rekamannya pun harus dilakukan di Amerika, musik seperti apa yang bakalan bisa diterima; kami membutuhkan sekitar 1 tahun untuk mempersiapkan semua itu.

Wah, lama juga ya persiapannya.
Taka : Iya. Ada juga saat dimana aku berinisiatif terbang ke Amerika sendirian... untuk mencari produser.

Oh gitu ya.
Taka : Di situlah kemudian aku berdiskusi banyak dengan para produser dan memperoleh berbagai pendapat.

Berujung dengan partisipasi John Feldmann yang sudah bekerja sama dalam "Mighty Long Fall/ Decision" disusul dengan Colin Brittain dan Jordan Schmidt sebagai produser kalian ya.
Taka : Yep. Lagipula aku agak khawatir warna band ini nggak akan bisa keluar kalau menyerahkan semua pekerjaan pada satu produser saja. Jordan adalah produser Quietdrive yang guitar soundnya favoritku banget. Di samping keinginan untuk belajar sound seperti itu, dia kan seumuran juga tuh sama aku, jadi kurasa menarik aja bisa bekerja sama dia. Sedangkan Colin awalnya bekerja di bawah bimbingan John tapi sekarang udah mandiri, bisa produce sendiri. Kami sangat menyukai sense musik dia yang usianya hampir sama dengan kami dan kepribadiannya pun menarik sehingga kamipun memintanya kerjasama. Biasanya kami akan mengikuti pendapat produser satu persatu (Tr note : bikin-dikasih ke produser-diberi masukan produser-diperbaiki sesuai masukan), tapi dengan Colin semuanya bisa dilakukan sekali waktu, pengerjaan lagu dilakukan langsung sambil mendiskusikan dengan santai bagian-bagian yang masih perlu diperbaiki sampai lagu selesai. Bekerja sama dengan Colin rasanya sedikit seperti bekerja di Jepang (Tr note : dengan produser Jepang).

Kemudian track terakhir berjudul "Fight the Night" yang dibuat di bawah arahan Jude Cole mempunyai taste yang beda ya.
Taka : Jude itu manajer dan produsernya Lifehouse. Aku pribadi suka banget sama album Lifehouse yang dulu-dulu dan ingin memasukkan taste seperti itu ke dalam album kami. Hanya saja, karena tipe musik yang digarap Jude beda banget dengan genre musik kami, caranya berproses pun sangat berbeda sampai sempat ada konflik di situ. Tapi ya pada akhirnya semua gagasan itu bisa terkemas dengan rapi. Lagu ini lebih menekankan pada tema "magnificent sound that completes the album", suara indah yang melengkapi album, dibanding musik band kami dan karena itulah lagu ini menghidupkan ide-ide yang kami dapat selama proses rekaman di Amerika.

Di lagu "Paper Planes" kan kalian featuring Sleeping With Sirensnya Kellin Quinn tuh, gimana ceritanya kok bisa kolaborasi sama dia?
Taka : Awalnya aku merasa bahwa lagu ini rasanya sedikit berbeda. Cuma kan produser kami, John suka tuh sama lagu ini dan karena kami ingin belajar segalanya dari dia, jadilah kami mencoba untuk menyelesaikannya. Pas lagu ini udah selesai dan kami coba mendengarkan hasilnya, kami sepakat bahwa lagu ini emang rasanya beda. Setelah itu kami mengikuti rangkaian tur, dan saat kami tur itulah John ada kerjaan sama Sleeping With Sirens. John cerita ke Kellin tentang kami plus ngedengerin lagu ini ke dia, dan kayaknya dia langsung suka gitu. Dari cuma iseng-iseng bilang "Kalau gitu, gimana kalau kita masukin suara Kellin ke lagu ini" sampai akhirnya beneran bisa kesampaian featuring.

Ini pertama kalinya ya buat ONE OK ROCK untuk featuring artist lain.
Taka : Iya sih. Kalau aku udah beberapa kali diajak featuring sama musisi lain, cuma kalau untuk ngajak musisi lain berpartisipasi di lagu kami ya baru kali ini. Melodinya pun beda dari karya kami selama ini, which turns out agak-agak cheerful gitu.

Kalian sudah mencoba banyak hal baru untuk album ini kan, tapi kalau menurut Taka sendiri, album ini menjadi karya yang seperti apa sih?
Taka : Kalau dari prosesnya, ini adalah karya dimana kami menuju ke arah yang sama sekali berbeda dan kami mengerahkan seluruh keberanian untuk melakukannya. Selama ini ONE OK ROCK adalah band yang selalu berada dalam lingkup fans dan para pendengar kami. Aku sendiri sadar bahwa kami cuma stay di situ-situ aja. Tapi di album ini kami berusaha semaksimal mungkin untuk keluar dari batas, dari cangkang tersebut. Kalau di album sebelumnya "JinseixBoku=" kami nggak terlalu mengejar kesempurnaan yang menjadikannya album dengan segala kekurangan, maka album 35xxxv diharapkan bisa menjadi kebalikannya.

Album yang membentuk "the future ONE OK ROCK" ya berarti.
Taka : Ya begitulah. Karya ini menjadi sesuatu yang langsung membuat semua orang memahami arah musik kami selanjutnya bahkan tanpa kami harus menyatakannya.

Terus ngomongin soal tur nih, aku dengar bulan Oktober-Desember tahun lalu (2014) kalian sudah menggelar tur keliling Amerika-Amerika Latin-Eropa bareng band Ghost Town, Tonight Alive dan Mallory Knox.
Taka : Ini pertama kalinya lho, buat kami bisa tur bareng dan deket sama band luar Jepang. Kami manggung dengan segenap perasaan bahwa tur kali ini spesial. Kalau di panggung Jepang kami bisa tampil total karena udah saking seringnya konser tunggal di sini, sedangkan tur yang ini tuh beda banget. Kami jadi main-act dan itu adalah hal baru bagi kami.

TEN HUNDRED MILES TOUR 2015 akan segera dimulai tanggal 25 Januari 2015. Kalian akan tur keliling Jepang barengan Yellowcard serta Ghost Town dan Tonight Alive yang udah ikutan tur sama kalian keliling Eropa/Amerika Latin. Bisa diceritakan dong ya, kesan kalian mengenai mereka.
Taka : Yellowcard pernah nonton show kami di Vans Warped Tour, dan kamipun nonton mereka manggung di sana. Rasanya asli seneng banget bisa tur bareng mereka, soalnya kan mereka ngetop banget tuh di Amrik, lagipula musik mereka udah kudengarkan sejak jaman pertama kali kami bikin band. Kalau Tonight Alive itu band paling gahar yang pernah tur keliling Eropa bareng kami di mana saat itu kami ngobrol tentang banyak hal, jadi buat kami ya mereka bukan band yang "sekedar tau ajah". Sedangkan Ghost Town adalah band yang selalu bareng kami selama Vans Warped Tour dan kami juga merasa senasib dengan mereka sebagai band yang sama-sama started from scratch. Selama di LA aku sering hangout bareng Kevin dan lebih deket ke dia secara personal dibanding sama bandnya. Rasanya seneng banget akhirnya bisa sepanggung lagi sama band yang udah kami akrabin. Ada perasaan tertarik dan penasaran, "Band mana nih yang bakal sepanggung bareng kita" dan aku pribadi sangat nggak sabar dengan tur kali ini.

Tur akan segera dimulai dan album juga akan dirilis bulan Februari ini nih, kira-kira apa yang akan menjadi tujuan ONE OK ROCK di tahun 2015?
Taka : Walaupun masih banyak negara yang belum bisa kami kunjungi, tahun lalu kami menghabiskan setahun untuk ketemu langsung dengan orang-orang yang mengenal musik kami di berbagai negara. Kalau tahun 2014 adalah tahun di mana kami memutuskan untuk berhenti membatasi aktivitas kami di Jepang saja, maka tahun ini aku berharap bisa memendekkan jarak dengan negara lain satu per satu, sambil membawa semangat seperti yang kami punya saat membentuk band ini.

Interview Leyna Miyakawa | Dipublikasikan 11 Februari 2015
Source : http://altpress.jp/?p=24177
Template developed by Confluent Forms LLC