Member : Taka & Toru
Wawancara oleh : TETU★KID
Sudah tiga tahun berlalu sejak wawancara terakhir kalian dengan Gekirock tentang album "Zankyou Reference".
Oh gitu ya! Kok bisa?
Taka : Sebelumnya kan kami belum pernah menjalani 9 konser berdurasi 1,5 jam selama sepuluh hari berturut-turut. Mana cuacanya mendung terus kan, dan kegiatan kami berpindah dari satu venue ke venue lain, tidur terus berpindah lagi... Suasana tempat konsernya juga kebanyakan surem. Udah gitu dingin pulak. Emang suhu itu perlu diperhatikan.
Kemarin aku nonton kalian di COUNTDOWN JAPAN 14/15 dan kalian jadi makin sangar, aura kalian udah kaya' band Barat (red. yang bermartabat, punya harga diri).
Taka : Ah, masa' sih?!
Kalau aku menyebutkan secara spesifik sih ya di lagu "Deeper Deeper" sama "Mighty Long Fall". Arrangement di akhir kedua lagu itu kan breakdown/pecah.
Taka : Iya sih. Warped Tour memang sangat berpengaruh. Tur ini membuatku sadar bahwa selama ini kami selalu ngadain band battle dengan band sejenis dan berjuang membuat CD di Jepang saja. Bahwa selama bermusik, kami nggak pernah keluar dari zona nyaman dan seolah kami bermusik untuk fans yang menyukai kami saja. Karena kami suka musik Barat, senang juga akhirnya bisa berdiri di panggung yang sudah lama menjadi tujuan kami. Tapi ya itu, kami nggak pernah bermusik untuk orang di luar Jepang. Konser di Amerika dengan membawa musik seperti ini, jelas aja aku merasa nggak nyaman. Melihat band Barat itu bermain, lama-lama pikiran, perasaan dan penampilan kami terpengaruh dengan sendirinya dan aku jadi kepikiran untuk mengubah sesuatu. Waktu itu kami udah nggak ada waktu untuk bikin lagu baru dan saat mendengar lagu pokok (red. lagu yang dibawakan selama manggung di Warped) yang apa adanya itu aku merasakan ada yang kurang. Karena itulah aku mengubah konstruksi lagu-lagu tersebut. Dan seperti yang kamu katakan tadi, karena konser di Countdown Japan diadakan langsung sepulang kami dari tur Eropa, lagu-lagu yang kami bawakan saat itu pun jadi masih benar-benar terasa Barat. Kami jadi agak ngoyo juga (ngakak). Aku sih seneng aja ngaransemen ulang dan ngerilis secara terpisah*, walaupun nggak bener juga sih. Ya udah, kupikir mendingan aku berusaha keras supaya karya-karya selanjutnya menjadi lebih bagus aja (ngakak).
Di konser Countdown Japan kemarin, aku juga mendapatkan kesan bahwa kamu menyanyikan lagu dengan lebih hati-hati sehingga lebih mudah dipahami juga. Bagaimana menurutmu?
Baiklah. Ngomong-ngomong di beberapa artikel yang lalu, ketika kutanya mengenai mimpimu, kamu menjawab, "Aku ingin mencoba menggelar konser di luar negeri dengan skala★ yang sama dengan konser yang kami lakukan di sini", apakah mimpi itu tetap sama?
Taka : Iya dong. Kurasa tur yang sarat makna adalah jika kami bisa keliling dunia membawakan penampilan seperti di Jepang dengan skala dan pengaturan yang sama. Dan aku ingin mewujudkannya.
Bukankah kamu sudah semacam mewujudkannya dalam tur Eropa kemarin?
Taka : Iya sih. Tapi kemarin masih ada venue yang kecil banget. Apa yang terjadi di tahun lalu telah membuatku sadar untuk berbenah diri, sehingga aku akan tetap berjuang agar tahun ini, tahun depan dan seterusnya bisa menjadi lebih baik lagi. Pasti selalu ada saat dimana kami mencapai tujuan dan aku harap itu membuat kami semakin dewasa.
Menurutku album ketujuh kalian "35xxxv" keren abis! Mendengarkan berkali-kali pun tetap bagus. Sejak kapan kalian memulai produksi untuk album ini?
Secara keseluruhan, porsi lirik berbahasa Inggris di album ini semakin banyak ya. Apa memang sengaja dibuat seperti itu?
Taka : Aku malah nggak berniat begitu lho. Kalau bikin album di Jepang, karena stafnya orang Jepang semua, aku sering ditegur, "Ini bahasa Jepangnya kok dikit?". Komen seperti itu biasa kudengar karena kan bikinnya di Jepang, sedangkan ketika rekaman di Amerika sudah pasti udah nggak ada lagi orang-orang yang bilang begitu. Karena udah nggak ada yang ngomentarin, aku menulis lirik dengan caraku sendiri tanpa harus mengkhawatirkan apapun. Dan menurutku ini sudah seimbang.
Oh gitu. Wajar sih ya.
Taka : Iya. Malahan produsernya yang suka ngingetin, "Di sini sebaiknya pakai bahasa Jepang aja"
Produser yang mana nih?
Di album ini kan kalian mengambil lebih dari satu produser, bagaimana kalian memilih mereka?
Taka : Nah ini nih yang menghabiskan waktu setahun. Pertama kami melakukan kontak dengan produser melalui online call. Hampir tiap hari kami mencari waktu yang tepat untuk dapat menghubungi banyak produser dan membicarakan setiap detailnya. Kami mengirim e-mail ke 17-18 orang atau malah lebih dari itu, kalau sama yang nggak ngasih balasan sih ya lebih dari 20 orang, bahkan para master pun kami kirimi e-mail. Dari mereka yang sudah dihubungi, kami memilih produser yang mungkin bisa memberikan elemen baru★ pada album baru ini. Beberapa kali aku datang ke Amerika untuk menemui beliau-beliau, menjelaskan tentang band ini sehingga mereka dapet vibenya. Kemudian baru deh menjalani rekaman dengan orang-orang terpilih sebagai produser. Walaupun ini proses yang menghabiskan banyak waktu, rasanya beda ketika salah satu produser tiba-tiba bilang, "Oke, albumnya sudah selesai". Kok ini kerjaan gampang banget ya, cuman pergi ke Amerika, masuk dapur rekaman terus selesai. Udah gitu doang. Karena punya cukup waktu, aku pun ingin meresapi musik, keahlian, berbagai kebiasaan para produser, dan ternyata hanya beberapa orang ini yang bener-bener memahami ONE OK ROCK★.
Wah sungguh proses yang luar biasa ya.
Taka : Bener. Tapi aku enjoy banget kok, bisa mendengarkan kisah produser yang karya-karyanya terjual jutaan kopi. Aku mendapatkan pengalaman yang tidak bisa didapatkan hanya dengan membuat musik di Jepang seperti biasanya dan itu sangat menginspirasi.
Toru : Aku pribadi merasa lepas tangan selama produksi. Kalau Taka balik, aku mendengarkan ceritanya selama di sana dan pas dengerin demo-nya aku mikir "Sepertinya ini akan jadi sesuatu yang baru lagi nih". Kurasa mimpi kami sudah semakin bertambah. Dan karena tiga dari kami nggak ikutan ke Amerika (termasuk aku), ada beberapa hal yang nggak kumengerti.
Tapi rekamannya seluruhnya dikerjakan di Amerika kan?
Toru : Iya. Kami berangkat bareng awal tahun lalu, ketemu masing-masing produser, nggak lama kemudian memulai sesi, masuk pre-production, rekaman, yang kesemuanya berjalan dengan lancar. Para produser itu kan menggarap berbagai macam musisi sehingga masing-masing dari mereka mempunyai cara kerja dan membuat musik yang berbeda. Hal semacam itulah yang nggak kuketahui karena aku nggak ikut pergi ke Amerika (sebelum rekaman). Apa yang selama ini kami cari di Jepang kan juga nggak bisa kami dapatkan hanya di Jepang saja. Setelah pergi ke sana, masuk studio dan mendengar gema suaranya, barulah aku mengerti. Berpikir dan mengerjakan dengan simpel namun tetap menghasilkan musik yang bagus, menyelesaikan produksi dengan meninggalkan segala sesuatu yang tidak perlu dan fokus pada yang diperlukan saja; aku tertegun saat melihat sendiri (bagaimana produser menjalankan) proses produksi itu. Sejak pertama kali aku sudah mendengarkan lagu-lagu yang merupakan hasil kerja mereka dan ketika memutar rekamanku sendiri aku suka ngerasa, "ini musiknya mirip sama band itu ya". Menarik juga. Karena itulah aku sangat menanti datangnya kesempatan untuk membuat album ini. Lingkungan sekitar studio maupun suasananya pun sudah pasti berbeda.
Studionya pun beda-beda tergantung produsernya ya?
Wawancara oleh : TETU★KID
Sudah tiga tahun berlalu sejak wawancara terakhir kalian dengan Gekirock tentang album "Zankyou Reference".
Taka : Wah sudah 3 tahun ya! Lama juga.
Menurutmu, Gekirock itu gimana sih?
Taka : Di Amerika ada kan majalah tentang fenomena band hardcore, kaya' Kerrang atau Alternative Press gitu. Gekirock menurutku ya versi Jepang dari majalah semacam itu. Memang sih di Jepang ada bermacam-macam majalah musik, tapi yang mengupas tuntas musik-musik loud rock seperti ONE OK ROCK, SiM, coldrain dan Crossfaith ya cuma Gekirock (ngakak).
Terima kasih. Keadaan sekarang dengan 3 tahun lalu sudah berbeda ya, band dalam negeri yang diapresiasi di luar negeri pun sudah bertambah.
Menurutmu, Gekirock itu gimana sih?
Taka : Di Amerika ada kan majalah tentang fenomena band hardcore, kaya' Kerrang atau Alternative Press gitu. Gekirock menurutku ya versi Jepang dari majalah semacam itu. Memang sih di Jepang ada bermacam-macam majalah musik, tapi yang mengupas tuntas musik-musik loud rock seperti ONE OK ROCK, SiM, coldrain dan Crossfaith ya cuma Gekirock (ngakak).
Terima kasih. Keadaan sekarang dengan 3 tahun lalu sudah berbeda ya, band dalam negeri yang diapresiasi di luar negeri pun sudah bertambah.
Taka : Akhir-akhir ini bagaimana? Kaya'nya band Barat memang semakin sedikit ya (yang aktif)?
Sebenarnya nggak berkurang dan rilisan karya pun masih ada terus kok. Cuma kurang mendapatkan perhatian di Jepang aja.
Taka : Oh gitu ya. Soalnya kemarin pas di Warped Tour juga semuanya band-band yang aku nggak kenal.
Dengan adanya Twitter dan Facebook, kehidupan sosial media kan sudah lebih berkembang daripada dulu. Nah, ketika aku menelusurinya, banyak band Barat yang bisa dicari, tapi nggak banyak fans musik rock di Jepang yang mencarinya.
Taka : Oh tipe yang "jauh-jauh dari musik Barat" ya
Ya bisa dikatakan begitu. Tapi di antara pembaca setia Gekirock kan ada yang penggemar musik Barat nih, jadi wawancara ini diharapkan bisa menjadi informasi untuk mereka juga. Nah, gimana nih? Akhir-akhir ini kaya'nya kalian sering konser di luar negeri ya.
Taka : Kira-kira rasanya seperti, "Wah ada yang sudah menanti kedatangan kita!". Tahun lalu kami pergi ke berbagai negara. Energi dan kekuatan khas yang kami peroleh dari tiap negara itu sungguh hebat. Dengan merasakannya kami pun bisa melihat langkah kami selanjutnya.
Toru : Memang banyak pengalaman yang kami peroleh dengan menggelar konser di luar negeri, di mana setiap konser selalu mempunyai sisi menariknya sendiri. Dan walaupun kami sudah sering sekali konser di berbagai pelosok negeri, suasana bermain di sana terasa baru dan berbeda. Jumlah orang yang menunggu kami cukup mengejutkan dan itu memberikan motivasi yang besar bagi kami. Aku bisa merasakan bahwa di negara itu banyak yang menunggu kedatangan kami dan berniat datang untuk mendengarkan musik kami.
Negara mana yang paling berkesan dari sekian banyak yang sudah kalian kunjungi?
Taka : Konser di Prancis kali ini agak bikin bergetar juga sih, saking gedenya venue.
Ini kedua kalinya konser di Prancis bukan?
Taka : Iya. Empat ribu penonton bukan sih?
Toru : Iya, 3-4 ribu orang. Tempatnya berkapasitas cukup besar; walaupun bentuknya aula kecil kaya' livehouse, suasananya seperti di arena.
Taka : Agak mengejutkan tuh. Ini bakalan jadi seperti apa ya? Aku pun nggak gitu ngerti. Kami kan belum pernah ngerilis CD di Prancis, kok mereka bisa tau sih? Apalagi penontonnya lebih muda dari kami. Remaja-remaja gitu.
Musik dari band asli Jepang yang dibuat di Jepang juga bisa sampai ke orang-orang nun jauh di sana. Ada nggak sih yang berbeda dari diri kalian saat melihat langsung reaksi mereka?
Taka : Sebenarnya biasa aja sih. Di zaman sekarang ini kan internet sudah berkembang, jadi kalau ada rekaman atau proses pembuatan lagu di Jepang, informasi apapun bisa disebar luaskan oleh member atau staf ke masyarakat hingga sampai ke telinga banyak orang. Kalau menurut kami sih ini bisa jadi hal bagus. Jika karya kami bisa mencapai tempat yang kami nggak tau, saat kami mengetahui hal itu, kami yang selanjutnya akan nyamperin mereka. Dan kalau kami ke sana kan (kami) jadi semakin lebih keren lagi. Hal itu aku benar-benar merasakannya seusai tur yang dibikin jadi film dokumenter kemarin.
Toru : Aku menyadari bahwa band kami sudah bertambah besar dan itu membuat kami ingin mencoba hal-hal baru. Kami bertemu bermacam-macam band selama konser di luar negeri dan apapun yang band itu miliki satu per satu sangat menginspirasi kami. Dengan inspirasi yang kami peroleh dari bertemu band lain dan musiknya, band ini berkembang dan aku juga menjadi lebih passionate dalam bermusik. Aku terinspirasi untuk membuat musik yang lebih keren lagi. Pikiran semacam itulah yang aku coba ekspesikan di album ini. Kurasa memang banyak perubahan yang aku rasakan sendiri dari mendapatkan pengalaman secara langsung.
Tahun lalu kan kalian ikut Warped Tour. Seberapa lama kalian berpartisipasi dalam tur tersebut?
Taka : Separuh dari tur itu kan ya?
Toru : Iya separuh dari tur itu, jadi kami ikut tur selama kira-kira 1,5 bulan.
Katanya (kehidupan selama) Warped Tour itu sulit, bagaimana kalau menurut kalian sendiri?
Taka : Ah nggak juga. Ternyata nggak sulit sama sekali kok! Kupikir saking mudahnya aku jadi nggak merasakan pahit getirnya. Sangat lebih mudah dibanding dari apa yang aku dengar dari orang-orang. Malah kalau kubilang sih, lebih pahit selama tur di Eropa kemarin.
Sebenarnya nggak berkurang dan rilisan karya pun masih ada terus kok. Cuma kurang mendapatkan perhatian di Jepang aja.
Taka : Oh gitu ya. Soalnya kemarin pas di Warped Tour juga semuanya band-band yang aku nggak kenal.
Dengan adanya Twitter dan Facebook, kehidupan sosial media kan sudah lebih berkembang daripada dulu. Nah, ketika aku menelusurinya, banyak band Barat yang bisa dicari, tapi nggak banyak fans musik rock di Jepang yang mencarinya.
Taka : Oh tipe yang "jauh-jauh dari musik Barat" ya
Ya bisa dikatakan begitu. Tapi di antara pembaca setia Gekirock kan ada yang penggemar musik Barat nih, jadi wawancara ini diharapkan bisa menjadi informasi untuk mereka juga. Nah, gimana nih? Akhir-akhir ini kaya'nya kalian sering konser di luar negeri ya.
Taka : Kira-kira rasanya seperti, "Wah ada yang sudah menanti kedatangan kita!". Tahun lalu kami pergi ke berbagai negara. Energi dan kekuatan khas yang kami peroleh dari tiap negara itu sungguh hebat. Dengan merasakannya kami pun bisa melihat langkah kami selanjutnya.
Toru : Memang banyak pengalaman yang kami peroleh dengan menggelar konser di luar negeri, di mana setiap konser selalu mempunyai sisi menariknya sendiri. Dan walaupun kami sudah sering sekali konser di berbagai pelosok negeri, suasana bermain di sana terasa baru dan berbeda. Jumlah orang yang menunggu kami cukup mengejutkan dan itu memberikan motivasi yang besar bagi kami. Aku bisa merasakan bahwa di negara itu banyak yang menunggu kedatangan kami dan berniat datang untuk mendengarkan musik kami.
Negara mana yang paling berkesan dari sekian banyak yang sudah kalian kunjungi?
Taka : Konser di Prancis kali ini agak bikin bergetar juga sih, saking gedenya venue.
Ini kedua kalinya konser di Prancis bukan?
Taka : Iya. Empat ribu penonton bukan sih?
Toru : Iya, 3-4 ribu orang. Tempatnya berkapasitas cukup besar; walaupun bentuknya aula kecil kaya' livehouse, suasananya seperti di arena.
Taka : Agak mengejutkan tuh. Ini bakalan jadi seperti apa ya? Aku pun nggak gitu ngerti. Kami kan belum pernah ngerilis CD di Prancis, kok mereka bisa tau sih? Apalagi penontonnya lebih muda dari kami. Remaja-remaja gitu.
Musik dari band asli Jepang yang dibuat di Jepang juga bisa sampai ke orang-orang nun jauh di sana. Ada nggak sih yang berbeda dari diri kalian saat melihat langsung reaksi mereka?
Taka : Sebenarnya biasa aja sih. Di zaman sekarang ini kan internet sudah berkembang, jadi kalau ada rekaman atau proses pembuatan lagu di Jepang, informasi apapun bisa disebar luaskan oleh member atau staf ke masyarakat hingga sampai ke telinga banyak orang. Kalau menurut kami sih ini bisa jadi hal bagus. Jika karya kami bisa mencapai tempat yang kami nggak tau, saat kami mengetahui hal itu, kami yang selanjutnya akan nyamperin mereka. Dan kalau kami ke sana kan (kami) jadi semakin lebih keren lagi. Hal itu aku benar-benar merasakannya seusai tur yang dibikin jadi film dokumenter kemarin.
Toru : Aku menyadari bahwa band kami sudah bertambah besar dan itu membuat kami ingin mencoba hal-hal baru. Kami bertemu bermacam-macam band selama konser di luar negeri dan apapun yang band itu miliki satu per satu sangat menginspirasi kami. Dengan inspirasi yang kami peroleh dari bertemu band lain dan musiknya, band ini berkembang dan aku juga menjadi lebih passionate dalam bermusik. Aku terinspirasi untuk membuat musik yang lebih keren lagi. Pikiran semacam itulah yang aku coba ekspesikan di album ini. Kurasa memang banyak perubahan yang aku rasakan sendiri dari mendapatkan pengalaman secara langsung.
Tahun lalu kan kalian ikut Warped Tour. Seberapa lama kalian berpartisipasi dalam tur tersebut?
Taka : Separuh dari tur itu kan ya?
Toru : Iya separuh dari tur itu, jadi kami ikut tur selama kira-kira 1,5 bulan.
Katanya (kehidupan selama) Warped Tour itu sulit, bagaimana kalau menurut kalian sendiri?
Taka : Ah nggak juga. Ternyata nggak sulit sama sekali kok! Kupikir saking mudahnya aku jadi nggak merasakan pahit getirnya. Sangat lebih mudah dibanding dari apa yang aku dengar dari orang-orang. Malah kalau kubilang sih, lebih pahit selama tur di Eropa kemarin.
Oh gitu ya! Kok bisa?
Taka : Sebelumnya kan kami belum pernah menjalani 9 konser berdurasi 1,5 jam selama sepuluh hari berturut-turut. Mana cuacanya mendung terus kan, dan kegiatan kami berpindah dari satu venue ke venue lain, tidur terus berpindah lagi... Suasana tempat konsernya juga kebanyakan surem. Udah gitu dingin pulak. Emang suhu itu perlu diperhatikan.
Kemarin aku nonton kalian di COUNTDOWN JAPAN 14/15 dan kalian jadi makin sangar, aura kalian udah kaya' band Barat (red. yang bermartabat, punya harga diri).
Taka : Ah, masa' sih?!
Kalau aku menyebutkan secara spesifik sih ya di lagu "Deeper Deeper" sama "Mighty Long Fall". Arrangement di akhir kedua lagu itu kan breakdown/pecah.
Taka : Iya sih. Warped Tour memang sangat berpengaruh. Tur ini membuatku sadar bahwa selama ini kami selalu ngadain band battle dengan band sejenis dan berjuang membuat CD di Jepang saja. Bahwa selama bermusik, kami nggak pernah keluar dari zona nyaman dan seolah kami bermusik untuk fans yang menyukai kami saja. Karena kami suka musik Barat, senang juga akhirnya bisa berdiri di panggung yang sudah lama menjadi tujuan kami. Tapi ya itu, kami nggak pernah bermusik untuk orang di luar Jepang. Konser di Amerika dengan membawa musik seperti ini, jelas aja aku merasa nggak nyaman. Melihat band Barat itu bermain, lama-lama pikiran, perasaan dan penampilan kami terpengaruh dengan sendirinya dan aku jadi kepikiran untuk mengubah sesuatu. Waktu itu kami udah nggak ada waktu untuk bikin lagu baru dan saat mendengar lagu pokok (red. lagu yang dibawakan selama manggung di Warped) yang apa adanya itu aku merasakan ada yang kurang. Karena itulah aku mengubah konstruksi lagu-lagu tersebut. Dan seperti yang kamu katakan tadi, karena konser di Countdown Japan diadakan langsung sepulang kami dari tur Eropa, lagu-lagu yang kami bawakan saat itu pun jadi masih benar-benar terasa Barat. Kami jadi agak ngoyo juga (ngakak). Aku sih seneng aja ngaransemen ulang dan ngerilis secara terpisah*, walaupun nggak bener juga sih. Ya udah, kupikir mendingan aku berusaha keras supaya karya-karya selanjutnya menjadi lebih bagus aja (ngakak).
Di konser Countdown Japan kemarin, aku juga mendapatkan kesan bahwa kamu menyanyikan lagu dengan lebih hati-hati sehingga lebih mudah dipahami juga. Bagaimana menurutmu?
Taka : Oh iya. Band Barat itu kalau skillnya bagus ya jadinya bagus banget tapi yang pas-pasan ya gitu-gitu aja (ngakak). Mungkin di bagian itulah yang membuatku kupikir "jangan sampai deh skema semacam itu mempengaruhi band kami". Kebetulan band yang tur bareng kami di Eropa vokalisnya jago-jago semua. Baik MALLORY KNOX maupun TONIGHT ALIVE, vokalnya bagus-bagus lho. Akupun berpikir, "Wah bagusnya" ketika mendengarkan lagunya sekaligus terheran-heran di beberapa bagian yang keras (ngakak). Jadi heran juga kok kami bisa dikenal banyak orang★. Karena itulah aku belajar dari mereka dan berusaha memperbaiki bagian yang kurasa agak berbeda itu. Mungkin itu sih yang aku sadari.
Begitu ya. Terus kalau bagian dimana 3 orang di depan (taka, toru, ryota) headbang berhadapan itu apakah pengaruh dari band Barat juga?
Taka : Begitulah. Aku agak ngerasa kalau musik Amerika itu gampang dimengerti. Intinya kalau kamu mendengarkan, menikmati dst, kamu bakalan cepat memahaminya. Kesederhanaan itulah yang kupikir menjadi nilai lebih dari musik Barat. Sedangkan orang Jepang itu kan cenderung ingin melakukan segalanya dengan sesempurna mungkin, jadi apa-apa dimasukin ke lagu. Tujuan kami sendiri sebenarnya agar kami bisa membuat sesuatu yang sederhana seperti itu. Dengan kata lain, penampilan mereka pun menjadi acuan kami.
Begitu ya. Terus kalau bagian dimana 3 orang di depan (taka, toru, ryota) headbang berhadapan itu apakah pengaruh dari band Barat juga?
Taka : Begitulah. Aku agak ngerasa kalau musik Amerika itu gampang dimengerti. Intinya kalau kamu mendengarkan, menikmati dst, kamu bakalan cepat memahaminya. Kesederhanaan itulah yang kupikir menjadi nilai lebih dari musik Barat. Sedangkan orang Jepang itu kan cenderung ingin melakukan segalanya dengan sesempurna mungkin, jadi apa-apa dimasukin ke lagu. Tujuan kami sendiri sebenarnya agar kami bisa membuat sesuatu yang sederhana seperti itu. Dengan kata lain, penampilan mereka pun menjadi acuan kami.
Baiklah. Ngomong-ngomong di beberapa artikel yang lalu, ketika kutanya mengenai mimpimu, kamu menjawab, "Aku ingin mencoba menggelar konser di luar negeri dengan skala★ yang sama dengan konser yang kami lakukan di sini", apakah mimpi itu tetap sama?
Taka : Iya dong. Kurasa tur yang sarat makna adalah jika kami bisa keliling dunia membawakan penampilan seperti di Jepang dengan skala dan pengaturan yang sama. Dan aku ingin mewujudkannya.
Bukankah kamu sudah semacam mewujudkannya dalam tur Eropa kemarin?
Taka : Iya sih. Tapi kemarin masih ada venue yang kecil banget. Apa yang terjadi di tahun lalu telah membuatku sadar untuk berbenah diri, sehingga aku akan tetap berjuang agar tahun ini, tahun depan dan seterusnya bisa menjadi lebih baik lagi. Pasti selalu ada saat dimana kami mencapai tujuan dan aku harap itu membuat kami semakin dewasa.
Menurutku album ketujuh kalian "35xxxv" keren abis! Mendengarkan berkali-kali pun tetap bagus. Sejak kapan kalian memulai produksi untuk album ini?
Taka : Kalau ditambah waktu persiapannya ya lumayan. Mulai masuk dapur rekamannya tuh tanggal 9 Januari tahun lalu sedangkan persiapannya sendiri sudah sejak setahun sebelumnya.
Bagaimana perasan kalian sekarang setelah prosesnya selesai?
Taka : Aku akan memberikan poin 100 untuk karya ini! Seperti yang udah kubilang tadi, album ini adalah karya kami yang musiknya keluar sepenuhnya dari lingkup fans yang menyukai dan orang-orang yang mendengarkan musik kami. Yang jelas rasa khawatir dan takut itu pasti ada, tapi kurasa memang lebih baik begitu saja. Ya kalau dari hasil penjualan sih belum kelihatan, tapi seenggaknya kami sudah berhasil melalui proses tersebut dan sudah kami anggap rampung, sampai kami bisa bilang, "Wah udah selesai!★".
Toru : Selama rekaman, aku mendapatkan banyak kesempatan untuk merasakan berbagai macam hal. Dan ketika akhirnya pengalaman yang didapat itu keluar dalam bentuk album, aku merasa, "akhirnya hari itu datang juga". Selama setahun melalui proses pembuatan album ini, perasaan dan pola pikir kami berubah drastis. Orang-orang yang terlibat dengan band ini pun makin banyak.
Bagaimana perasan kalian sekarang setelah prosesnya selesai?
Taka : Aku akan memberikan poin 100 untuk karya ini! Seperti yang udah kubilang tadi, album ini adalah karya kami yang musiknya keluar sepenuhnya dari lingkup fans yang menyukai dan orang-orang yang mendengarkan musik kami. Yang jelas rasa khawatir dan takut itu pasti ada, tapi kurasa memang lebih baik begitu saja. Ya kalau dari hasil penjualan sih belum kelihatan, tapi seenggaknya kami sudah berhasil melalui proses tersebut dan sudah kami anggap rampung, sampai kami bisa bilang, "Wah udah selesai!★".
Toru : Selama rekaman, aku mendapatkan banyak kesempatan untuk merasakan berbagai macam hal. Dan ketika akhirnya pengalaman yang didapat itu keluar dalam bentuk album, aku merasa, "akhirnya hari itu datang juga". Selama setahun melalui proses pembuatan album ini, perasaan dan pola pikir kami berubah drastis. Orang-orang yang terlibat dengan band ini pun makin banyak.
Secara keseluruhan, porsi lirik berbahasa Inggris di album ini semakin banyak ya. Apa memang sengaja dibuat seperti itu?
Taka : Aku malah nggak berniat begitu lho. Kalau bikin album di Jepang, karena stafnya orang Jepang semua, aku sering ditegur, "Ini bahasa Jepangnya kok dikit?". Komen seperti itu biasa kudengar karena kan bikinnya di Jepang, sedangkan ketika rekaman di Amerika sudah pasti udah nggak ada lagi orang-orang yang bilang begitu. Karena udah nggak ada yang ngomentarin, aku menulis lirik dengan caraku sendiri tanpa harus mengkhawatirkan apapun. Dan menurutku ini sudah seimbang.
Oh gitu. Wajar sih ya.
Taka : Iya. Malahan produsernya yang suka ngingetin, "Di sini sebaiknya pakai bahasa Jepang aja"
Produser yang mana nih?
Taka : John Feldmann.
Di album ini kan kalian mengambil lebih dari satu produser, bagaimana kalian memilih mereka?
Wah sungguh proses yang luar biasa ya.
Taka : Bener. Tapi aku enjoy banget kok, bisa mendengarkan kisah produser yang karya-karyanya terjual jutaan kopi. Aku mendapatkan pengalaman yang tidak bisa didapatkan hanya dengan membuat musik di Jepang seperti biasanya dan itu sangat menginspirasi.
Toru : Aku pribadi merasa lepas tangan selama produksi. Kalau Taka balik, aku mendengarkan ceritanya selama di sana dan pas dengerin demo-nya aku mikir "Sepertinya ini akan jadi sesuatu yang baru lagi nih". Kurasa mimpi kami sudah semakin bertambah. Dan karena tiga dari kami nggak ikutan ke Amerika (termasuk aku), ada beberapa hal yang nggak kumengerti.
Tapi rekamannya seluruhnya dikerjakan di Amerika kan?
Toru : Iya. Kami berangkat bareng awal tahun lalu, ketemu masing-masing produser, nggak lama kemudian memulai sesi, masuk pre-production, rekaman, yang kesemuanya berjalan dengan lancar. Para produser itu kan menggarap berbagai macam musisi sehingga masing-masing dari mereka mempunyai cara kerja dan membuat musik yang berbeda. Hal semacam itulah yang nggak kuketahui karena aku nggak ikut pergi ke Amerika (sebelum rekaman). Apa yang selama ini kami cari di Jepang kan juga nggak bisa kami dapatkan hanya di Jepang saja. Setelah pergi ke sana, masuk studio dan mendengar gema suaranya, barulah aku mengerti. Berpikir dan mengerjakan dengan simpel namun tetap menghasilkan musik yang bagus, menyelesaikan produksi dengan meninggalkan segala sesuatu yang tidak perlu dan fokus pada yang diperlukan saja; aku tertegun saat melihat sendiri (bagaimana produser menjalankan) proses produksi itu. Sejak pertama kali aku sudah mendengarkan lagu-lagu yang merupakan hasil kerja mereka dan ketika memutar rekamanku sendiri aku suka ngerasa, "ini musiknya mirip sama band itu ya". Menarik juga. Karena itulah aku sangat menanti datangnya kesempatan untuk membuat album ini. Lingkungan sekitar studio maupun suasananya pun sudah pasti berbeda.
Studionya pun beda-beda tergantung produsernya ya?
Toru : Iya, beda-beda. Pokoknya tempatnya terang (cahaya bisa masuk) dan kalau tempatnya John, ada kolamnya di depan studio persis jadi kalau keluar dari studio ya langsung ke kolam itu. Halamannya juga kaya' taman yang sering kami datengin pas jam istirahat dan karena cuaca selalu cerah ya kita main ping pong di sana (ngakak). Musik menjadi bagian tak terpisahkan dari keseharian selama produksi dan rekaman; sungguh gaya hidup idaman. Rekaman di Jepang pun tentu saja menjadi pengalaman yang bagus, banyak kelebihannya, cuma aku nggak bisa melakukan rekaman kali ini di Jepang aja. Tempat kami rekaman kali ini memang membuatku berpikir dan mencerna terlalu banyak hal, menghabiskan terlalu banyak waktuku untuk mendekam di studio, membuatku tau-tau nggak ngerti harus ngapain di tengah jalan serta memberikan banyak pengalaman menarik tapi yang jelas waktuku bisa digunakan secara efektif untuk memikirkan hal-hal baru dan yang tadinya nggak pernah terpikirkan sama sekali serta semakin memperluas wawasan. Jadi bisa dikatakan bahwa lingkungan pun berpengaruh terhadap musik dan lingkungan seperti yang aku gambarkan tadi menurutku bisa menghasilkan musik yang hebat.
Selanjutnya, ini band favoritku juga nih, vokalisnya SLEEPING WITH SIRENS, Kellin Quinn juga turut berpartisipasi di album ini. Benar kan?
Setauku nih, sebelumnya Taka yang menjadi featured artist bagi musisi lain. Kalau buat ONE OK ROCK sendiri, ini pertama kalinya featuring artis lain kan?
Taka : Iya ini pertama kalinya.
Ini sih kejutan namanya. Alasannya apa nih kok tau-tau bikin featuring?
Selanjutnya, ini band favoritku juga nih, vokalisnya SLEEPING WITH SIRENS, Kellin Quinn juga turut berpartisipasi di album ini. Benar kan?
Taka : Iya! Kellin!
Setauku nih, sebelumnya Taka yang menjadi featured artist bagi musisi lain. Kalau buat ONE OK ROCK sendiri, ini pertama kalinya featuring artis lain kan?
Taka : Iya ini pertama kalinya.
Ini sih kejutan namanya. Alasannya apa nih kok tau-tau bikin featuring?
Taka : Ndengerin lagu ini, semua pasti paham bahwa keseluruhan lagu ini "bukan kami banget". Pas aku dateng ke Amrik buat milih produser, aku menemui John yang lagi sibuk bikin lagu dan beliau ngasih dengar aku beberapa suara bass yang mungkin merupakan sampel gitu. Nah, John bilang, "Gimana kalau kalian bikin lagu semacam ini?". Karena waktu itu kami lagi asyik-asyiknya bikin lagu juga, aku yang udah siap menerima segala macam tantangan pun menerima tantangan John dan mulai bikin lagunya. Aku tambahin kord sama melodi, langsung jadi deh. Ya walaupun selama aku bikin lagu itu kok kaya'nya ada yang salah dalam diriku, sampai selesai bikin rasa itu masih ada. Tau-tau rekaman udah selesai gitu aja dengan perasaan berkecamuk, "Ini apanya yang salah sih?". Setelah itu kan kami ikutan Warped Tour, nah pas kami nge-tur, John nanganin SLEEPING WITH SIRENS. Waktu itu John ngomongin soal kami ke mereka. Pas SLEEPING WITH SIRENS udah dipastikan bakalan ikut Warped Tour setelah jadwal kami selesai, kaya'nya sejak itu pula John mulai memperdengarkan lagu-lagu kami ke mereka. Di antara lagu-lagu tersebut, katanya Kellin paling suka sama lagu ini. Aku ditelpon sama John dikasih tau soal itu pas lagi di tempatnya Tyler vokalisnya ISSUES . Kellin juga nelpon rumahnya Tyler dan bilang ke dia, "Lo ngerti ONE OK ROCK nggak? Temen lo kan? Sebenernya sekarang gue lagi sama John dengerin lagunya mereka, ndiskusiin soal featuring sama mereka". Aku pun ngobrol-ngobrol sama Kellin via telpon, "Salam kenal! Aku dari ONE OK ROCK." (ngakak). Kellin bilang, "Band lo ngetop di Jepang ya?", ya aku jawab, "Lumayanlah" (ngakak). Kellin bilang lagi, "Band gue belom pernah ke Jepang, man. Gue juga pengen sih pergi ke Asia sono, jadi kita temenan ya, ok? Terus kan gue suka sama lagu lo nih, boleh nggak kalau gue jadi featuringnya?". Ya udah kujawab, "Oh silakan, silakan!" (ngakak). Aku sejak awal nggak kepikiran untuk masukin lagu ini ke album, jadi ya rasanya kaya', "Apapun yang akan terjadi, terjadilah!" (ngakak). Terus pas lagu ini udah dimasukkin vokalnya Kellin, aku dengerin kan, aku bawa pulang ke Jepang dan aku kasih dengar ke banyak orang. Reaksi mereka jujur banget, hampir semuanya bilang gini, "Lagu macam apa ini?!". Tapi karena udah terlanjur jadi, yaudah aku paksa masukin aja. Jadilah aku memasukkan sesuatu cuma karena penasaran.
Jadi lagu ini dibuat lebih karena unsur ketidak sengajaan dan karena hubunganmu dengan orang-orang yang baru saja kamu temui★?
Menurutmu band luar negeri yang keren itu siapa aja sih?
Balik lagi ke album, apa alasan kalian memilih "Cry out" yang dirilis duluan ini sebagai lead song? Padahal kan masih banyak lagu lain yang bisa dijadikan lead song. "One by One" misalnya, itu lagu kan keren banget. Dan masih ada lagu berkualitas tinggi lainnya yang bikin aku terkagum-kagum.
Untuk menyusun urutan track sendiri, ada masalah nggak?
Taka : Ada sih, dikit. Sejak dari mulai bikin lagu sih udah dipikirin soal urutan track ini, tapi pas udah mau fix malah aku nyadar, "urutan track ini masih kurang lagu yang begini". Makanya kami melengkapi urutan track yang hampir jadi itu dengan 3 lagu baru.
Image album ini sendiri adalah seperti musik Barat ya. Bahkan menurutku lebih kerasa daripada album sebelumnya "JinseixBoku=". Aku berpikir, "Apa sih yang mereka ketahui atau apakah album ini menggambarkan pikiran dari band?". Kalau menurutmu sendiri, gimana?
Menurutku album ini bisa mendekati fans musik di Jepang yang mendengarkan musik Barat. Seperti yang tadi sudah kubilang, di Jepang saat ini ada kecenderungan untuk jauh-jauh dari (nggak mendengarkan) musik Barat, sedangkan ONE OK ROCK sendiri melakukan kegiatan yang berorientasi universal. Bagaimana pendapatmu mengenai situasi ini? Lalu apa yang kamu harapkan terhadap situasi seperti ini ke depannya?
Kita ingin band-band baru datang meramaikan blantika musik rock di sini ya! Yang terakhir, tolong sampaikan pesan kalian kepada pembaca Gekirock.
Jadi lagu ini dibuat lebih karena unsur ketidak sengajaan dan karena hubunganmu dengan orang-orang yang baru saja kamu temui★?
Taka : Ya begitu lah. Sebenarnya aku udah ngomong ke Tyler bahwa aku pengen kolaborasi sama dia, jadi kaya' bikin versi Inggris lagu lain gitu. John tau soal itu dan Kellin yang ngerasa nggak enak pun ngomong ke Tyler via telpon. Tapi dengan punya banyak kenalan itulah Amerika jadi terasa menyenangkan (ngakak).
Menurutmu band luar negeri yang keren itu siapa aja sih?
Taka : Kalau Amerika ya THE STORY SO
FAR yang penampilan di konsernya keren abis. Ada keseruan yang pas banget kalau buat orang Jepang. Yang lainnya siapa ya... ah, FALLING IN REVERSE 'kali ya, soalnya aku lumayan suka sama melodinya. Terus udah pasti THE USED dong yang kemarin aku lihat konsernya di Los Angeles. Terus BRING ME THE HORIZON, lagu barunya suka banget! Yang judulnya "Drown" itu lho.
Balik lagi ke album, apa alasan kalian memilih "Cry out" yang dirilis duluan ini sebagai lead song? Padahal kan masih banyak lagu lain yang bisa dijadikan lead song. "One by One" misalnya, itu lagu kan keren banget. Dan masih ada lagu berkualitas tinggi lainnya yang bikin aku terkagum-kagum.
Taka : Karena akhir-akhir ini lagu kami banyak mellownya★, lagu ini bertemakan "abis-abisan sampai abis". "Cry out" adalah lagu dengan tune/melodi paling mirip dengan yang sedang banyak dituju/dipakai oleh band-band Amerika yang baru termasuk BRING THE HORIZON dan para produser. Karena itulah kami memilih lagu ini sebagai lead song. Sebenarnya mau milih "One by One", belum lagi masih banyak lagu yang lain kan, tapi aku ingin lagu ini karena vokalnya, ya udah deh, coba pakai ini aja, gitu.
Untuk menyusun urutan track sendiri, ada masalah nggak?
Taka : Ada sih, dikit. Sejak dari mulai bikin lagu sih udah dipikirin soal urutan track ini, tapi pas udah mau fix malah aku nyadar, "urutan track ini masih kurang lagu yang begini". Makanya kami melengkapi urutan track yang hampir jadi itu dengan 3 lagu baru.
Image album ini sendiri adalah seperti musik Barat ya. Bahkan menurutku lebih kerasa daripada album sebelumnya "JinseixBoku=". Aku berpikir, "Apa sih yang mereka ketahui atau apakah album ini menggambarkan pikiran dari band?". Kalau menurutmu sendiri, gimana?
Taka : Baiklah. Menurutku itu pengaruh lingkungan saat produksi. Tiap hari cuacanya cerah terus sih. Programming-nya juga sangat berbeda. Ada lagu yang programmingnya bertambah banyak/makin luas, dan banyak juga lagu yang pakai programming simpel, gampang masuk ke telinga. Kalau di album sebelumnya, programming digunakan sebagai tambahan band sound aja, sedangkan di album ini baik band sound maupun programming mempunyai proporsi yang sama. Mungkin itu yang bikin album ini lebih menonjolkan vokal. Karena vokal lebih dominan, rasa musik baratnya pun jadi lebih kerasa. Mungkin alasannya begitu.
Menurutku album ini bisa mendekati fans musik di Jepang yang mendengarkan musik Barat. Seperti yang tadi sudah kubilang, di Jepang saat ini ada kecenderungan untuk jauh-jauh dari (nggak mendengarkan) musik Barat, sedangkan ONE OK ROCK sendiri melakukan kegiatan yang berorientasi universal. Bagaimana pendapatmu mengenai situasi ini? Lalu apa yang kamu harapkan terhadap situasi seperti ini ke depannya?
Taka : Dalam diri kami sendiri pun ada pro dan kontra dengan membuat karya semacam ini. Yang bisa kukatakan cuma satu, faktanya adalah kami membuat musik di tempat yang demanding for result. Sementara itu, aku membuat musik dengan orang-orang yang result-oriented serta percaya 100% pada kekuatan musik, di sisi lain aku juga tampil untuk mereka; ini adalah band yang belong to both sides. Band semacam itu pergi ke Amrik dan sepulangnya dari sana tersadarkan saat melihat program musik Jepang akhir tahun, "Kita ini bener-bener nggak punya musik yang bisa ditandingin sama musik di luar Jepang ya". Kemudian rasa itu berubah menjadi, "duh malu, tolong ganti channelnya dong". Itu sekedar omongan soal music scene di tempat yang mendapat sorotan sih, tapi music scene di Amerika yang menjadi sorotan itu, siapapun yang tau akan bilang keren dan bagus. Mungkin karena kami sendiri udah suka sama musik Barat 'kali ya. Kupikir sekarang banyak band berjuang dengan gigih, tapi aku nggak pernah berpikir untuk sehidup semati sama mereka. Kami harus jadi nomer satu, makanya kami berjuang supaya jadi nomer satu di Jepang. Dan kalau udah jadi nomer satu di Jepang, beraktivitas dengan berkiblat universal adalah jawaban/tujuan selanjutnya. Kuharap karya ini bisa menjadi motivasi (bagi orang-orang yang jauh-jauh dari musik Barat tadi) untuk mendengarkan musik Barat. Lebih dari itu, dengan karya ini pula aku ingin menunjukkan bahwa karya semacam ini dibuat oleh sekelompok anak muda yang tadinya cuman bocah yang bahkan ada yang nggak lulus sekolah, bikin band cuma karena suka musik Barat dan berkembang dengan pesat. Karena album ini penuh dengan pemikiran kami, aku ingin album ini bisa membuka harapan banyak orang. Album ini mengandung lebih banyak pesan positif ketimbang negatifnya. Saat ini, anak-anak muda sudah semakin banyak, dan ketika nanti kami sudah berusia lebih dari 30 tahun, akan muncul dari generasi ini anak-anak muda yang hebatnya sampai nggak bisa dibayangkan. Aku ingin anak-anak muda itu berani keluar dari Jepang. Saat orang-orang di seluruh dunia pun menerima musik kami sebagai musik Barat, itulah yang paling membahagiakan bagi kami. Album ini sarat pemikiran bahwa aku ingin band-band baru pun punya tujuan yang sama.
Kita ingin band-band baru datang meramaikan blantika musik rock di sini ya! Yang terakhir, tolong sampaikan pesan kalian kepada pembaca Gekirock.
Toru : Pesan ya... Sudah lama ya (ngakak). Album ini selesai dengan kami melakukan apa yang kami ingin lakukan dan dengan perasaan yang tak pernah berubah untuk melangkah ke depan mengikuti mimpi kami. Bagi kami sendiri, album ini merupakan album yang keren. Aku akan seneng banget kalau sampai ada yang kepikiran untuk bikin band setelah mendengar album ini. Orang-orang dari generasi baru serta band-band baru akan terus bertambah, dan aku menanti masa depan ketika music scene di Jepang semakin mempunyai pandangan yang luas terhadap dunia luar. Dengan selesainya album ini, band ini semakin dekat dengan apa yang kami cari, yaitu mimpi yang selama ini kami ikuti. Kuharap hal ini sampai kepada orang-orang di berbagai negara. Lama nggak nonton festival musik di Jepang, aku merasa, "wah genrenya macem-macem ya", tapi ya memang kelebihan Jepang di situ. Para pendengar di luar Jepang ada yang menyukai hal semacam itu dan kita nggak tau musik seperti apa yang sampai ke negara mana dan memang di situlah menariknya musik. Kamipun ingin melanjutkan bermain musik dengan penuh percaya diri.
Taka : Apa yang selama ini kukagumi sudah pasti akan menjadi hal biasa bagi orang-orang dari generasi di bawahku. Band yang bisa melihat masa depan dan bergerak maju mendatanginya seharusnya makin bertambah ya. Kamipun membuat musik dengan terus mendorong maju apa yang kami percayai tanpa takut apapun. Aku ingin band-band baru ini bergerak maju dengan perasaan seperti itu. Tepatnya aku ingin mereka bertujuan untuk muncul di "Gekirock" (ngakak).
Taka : Apa yang selama ini kukagumi sudah pasti akan menjadi hal biasa bagi orang-orang dari generasi di bawahku. Band yang bisa melihat masa depan dan bergerak maju mendatanginya seharusnya makin bertambah ya. Kamipun membuat musik dengan terus mendorong maju apa yang kami percayai tanpa takut apapun. Aku ingin band-band baru ini bergerak maju dengan perasaan seperti itu. Tepatnya aku ingin mereka bertujuan untuk muncul di "Gekirock" (ngakak).
Wawancara gekirock edisi Februari 2015 dengan ONE OK ROCK diposkan pada tanggal 10 Februari 2015
--------------------------------------------------------
* jujur nih aku nggak terlalu paham ini maksud si Taka -_- Tapi kalau sepenangkapanku, dia ingin mengaransemen ulang lagu-lagu lama dengan pengaruh yang ia dapat setelah berkeliling dunia.
★ padahal band kaya' yang dia bilang sebelumnya kan vokalnya bagus-bagus. Ada indikasi bahwa Taka di sini merasa nggak pede sama vokalnya sendiri. lagi-lagi kalau dari penangkapanku begitu.
★ skala yang dimaksud di sini terkait dengan kapasitas venue atau jumlah penonton.
★ kalau aslinya sih bisa diterjemahkan "Wah udah nggak ada kegiatan lagi nih!"
★ terjemahan aslinya sih "bisa membuat perubahan kimiawi"
★ bagian ini benar-benar membingungkan. akan dibenarkan ketika sudah menemukan jawabnya
★ sebenarnya bagian ini lebih tepatnya diterjemahkan begini "kegiatan sekarang (rekaman album) ini"
★ makanya di album ini bisa dibilang banyak balladnya, istilahnya band ini udah makin dewasa lah
Catatan : Gila lo, nrenslet begini doang ngabisin waktu berhari-hari -_- padahal pakai bahasa sendiri. Memang ada beberapa bagian yang aku nggak terlalu paham, terutama nerjemahin ke bahasa Indonesia, ataupun memang di bagian yang Taka being such an idiom freak (?), pake kata-kata kiasan yang bahkan dipahami pun susah. Jadi maaf ya kalau masih ada salah-salah kata dan terjemahan. Nantinya bakal ada perbaikan-perbaikan jadi ya silakan main-main ke sini lagi :p Atau kalau mau koreksi juga boleh lho.
Versi Inggrisnya menyusul -_- Waktu translatenya bakalan lebih hardcore dari yang ini
★ padahal band kaya' yang dia bilang sebelumnya kan vokalnya bagus-bagus. Ada indikasi bahwa Taka di sini merasa nggak pede sama vokalnya sendiri. lagi-lagi kalau dari penangkapanku begitu.
★ skala yang dimaksud di sini terkait dengan kapasitas venue atau jumlah penonton.
★ kalau aslinya sih bisa diterjemahkan "Wah udah nggak ada kegiatan lagi nih!"
★ terjemahan aslinya sih "bisa membuat perubahan kimiawi"
★ bagian ini benar-benar membingungkan. akan dibenarkan ketika sudah menemukan jawabnya
★ sebenarnya bagian ini lebih tepatnya diterjemahkan begini "kegiatan sekarang (rekaman album) ini"
★ makanya di album ini bisa dibilang banyak balladnya, istilahnya band ini udah makin dewasa lah
Catatan : Gila lo, nrenslet begini doang ngabisin waktu berhari-hari -_- padahal pakai bahasa sendiri. Memang ada beberapa bagian yang aku nggak terlalu paham, terutama nerjemahin ke bahasa Indonesia, ataupun memang di bagian yang Taka being such an idiom freak (?), pake kata-kata kiasan yang bahkan dipahami pun susah. Jadi maaf ya kalau masih ada salah-salah kata dan terjemahan. Nantinya bakal ada perbaikan-perbaikan jadi ya silakan main-main ke sini lagi :p Atau kalau mau koreksi juga boleh lho.
Versi Inggrisnya menyusul -_- Waktu translatenya bakalan lebih hardcore dari yang ini